Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Grup Para Batal Akuisisi Carrefour Asia Tenggara

Kompas.com - 19/11/2010, 18:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah membatalkan penjualan unit bisnis di Malaysia dan Thailand, PT CT Corporation alias Grup Para tak berkecil hati. Ishadi SK, Komisaris PT Trans Corporation mengatakan, sebetulnya perusahaan sudah mengetahui sejak dua pekan belakangan perihal pembatalan penjualan tersebut. "Sekitar dua minggu lalu kami berhubungan via telepon dengan Carrefour SA," kata Ishadi kepada KONTAN.

Namun Ishadi membantah bahwa pembatalan tersebut disebabkan harga penawaran yang terlalu murah. Menurutnya, pembatalan itu ialah proses bisnis biasa. "Itu biasa dalam bisnis. Selama belum ada kesepakatan, pembatalan di menit terakhir juga tidak apa-apalah," lanjut Ishadi.

Meski batal mengepakkan sayap bisnis hipermarket di luar negeri, Grup Para tetap akan mengembangkan Carrefour Indonesia. Pada saat mengakuisisi 40 persen saham Carrefour Indonesia Mei silam, Grup Para berniat mengembangkan minimarket. Waktu itu bos Grup Para, Chairul Tanjung (CT) bilang, bakal membuka 10.000 gerai minimarket.

Terkait dengan hal itu, Ishadi mengatakan perusahaan melihat persaingan yang ketat di minimarket membuat perusahaan enggan masuk ke bisnis itu sekarang. Di sisi lain, minimarket termasuk salah satu daftar negatif investasi (DNI) yang harus dimiliki perusahaan lokal sepenuhnya. "Grup Para belum masuk karena kompetisi yang ketat, lalu kami juga masih konsolidasikan Carrefour ke grup. Jadi bukan karena DNI," kata Ishadi.

Secara terpisah, Satria Hamid Ahmadi, Manajer Senior Hubungan Publik Carrefour enggan berkomentar soal pembatalan penjualan Carrefour Singapura dan Malaysia. Yang jelas, dirinya menyambut baik keberadaan Carrefour di kedua negara Sebagai sesama Carrefour di Asia Tenggara, kami mendukung keberadaan Carrefour di Malaysia dan Singapura," ujar Satria

Menurutnya, pertumbuhan bisnis di kedua negara tersebut signifikan. Ini menyebabkan Carrefour di Malaysia keluar sebagai peritel ketiga terbesar. Adapun di Singapura, Carrefour menempati posisi kedua.

Satria melihat, bisnis hipermarket di Asia Tenggara sangat prospektif. Hal ini ditunjang pula oleh potensi penyerapan tenaga kerja yang besar. Soal rencana Grup Para mengembangkan bisnis minimarket, menurut Satria hal itu tidak mungkin dilakukan dengan merek Carrefour.

Hal ini tersandung DNI yang tidak memungkinkan hal itu. Saat ini Carrefour Indonesia memiliki 84 gerai. Terakhir, Carrefour membuka gerai baru di Kepri Mal, Riau, Senin silam. Ini sekaligus menjadi gerai baru terakhir dibuka Carrefour tahun ini. Sepanjang sembilan bulan 2010 total penjualan Carrefour Indonesia mencapai Euro 823 juta. (Gloria Haraito/KONTAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau